BANGGAI RAYA – Kepala Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk, Soetopo Barutu mengatakan, untuk
menghormati jasa pahlawan tentu bukan hanya mengenang masa lalu, selama sehari
dalam setahun, akan tetapi kita harus berterima kasih kepada para pahlawan yang
telah memberikan kesempatan kepada kita setiap hari untuk menghirup dan
merasakan suasanan yang merdeka, dapat belajar dalam suasana klebebasan.
Hal itu terus dipertahankan agar
generasi berikut dapat memiliki contoh keteladaan dalam hidup, dalam
kebersamaan, persatuan dan kedamaian yang merupakan hasil perjuangan para
pahlawan,” kata Soetopo Barutu saat membacakan sambutan Dirjen Kemenkumham, Sri
Puguh Budi Utami pada acara The Gathering Of Heroes dalam memperingati Hari
Pahlawan ke-73, di aula pertemuan Lapas Kelas IIB Luwuk.
Menurutnya, dengan momentum
peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2018, sangat tepat digunakan untuk
kembali menggelorakan semangat perjuangan untuk membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara, serta memberikan motivasi bagi warga binaan pemasyarakatan untuk
memperbaiki sikap dan perilaku dalam rangka menata hidup, kehidupan dan
penghidupan kelak setelah kembali ke masyarakat.
Untuk itu kata dia, direktorat
jendral pemasyarakatan memandang perlu mengadakan suatu kegiatan yang dapat
menumbuhkan serta menjalin semangat kepahlawanan melalui kebersamaan antara
petugas, warga binaan, keluarga dan masyarakat , dalam bentuk kegiatan The
Gathering Of Heroes yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini
diharapkan warga binaan pemasyarakatan dapat memahami definisi pahlawan secara
luas, bahwa pahlawan adalah figure yang rela, bahkan dengan keikhlasan
mendharmabaktikan dirinya untuk kebahagiaan orang lain.
“Beliau rela melepaskan hidup dan
matinya untuk sepenuhnya pengabdian bagi kemasyarakatan. Dalam konteks demikian
maka pahlawan bagi kita bukan saja para pendahulu yang telah gugur mendahulu
kita, tapi juga para patriot yang memperjuangkan negaranya. Diantaranya, selain
tersebut beliau adalah orang tua, suami, istri, anak-anak dan saudara-saudara
kita, took agama masyarakat yang ada di sekitar kita, para pemimpin desa dan
daerah dimana kita tinggal, serta yang tidak kalah penting adalah petugas
pemasyarakatan yang sehari-hari bertugas dalam pelayanan, pembinaan dan
pembimbingan bagi seluruh warga binaan.” cetusnya.
Pada intinya kata Soetopo,
kegiatan ini bertujuan memberikan warga binaan pemasyarakatan semangat baru
untuk mencapai kehidupan yang baik, sehingga dapat memberikan konstribusi
positif dalam setiap kegiatan dan pembangunan baik dalam keluarga maupun
masyarakat, sesuai dengan tujuan sistem pemasyarakatan, yaitu Re-Integrasi
Sosial.
(Sumber : Banggai Raya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar